Cari Blog Ini

Selasa, 20 November 2018

RENCANA AUDIT TEKNOLOGI INFORMASI


RENCANA AUDIT TEKNOLOGI INFORMASI

  1. TUJUAN TUGAS

Menyusun Rencana Audit

    2. Metode atau Cara Pengerjaan


Audit Around the Computer dan Audit Through the Computer


Latar Belakang

Pada pendekatan audit dengan komputer , audit dilakukan dengan menggunakan komputer atau software untuk mendukung pelaksanaan pemeriksaan. Audit with the computer tidak saling meniadakan dengan pendekatan audit yang lain; maksudnya, audit with the computer bias dilakukan dalam audit around maupun through the computer. Sebaliknya, audit around the computer maupun audit through the computer juga dapat dilakukan tanpa berbantuan komputer. Dalam audit around the computer yang dilakukan adalah pemeriksaan dengan menganggap system komputerisasi sebagai black-box (“kotak hitam”). Pada audit through the computer auditor juga memeriksa system komputerisasi (program-program dan file-file). Dalam pemeriksaan tersebut auditor dapat melakukannya dengan berbantuan komputer, tetapi bias juga dengan bantuan komputer.
Sebetulnya audit with the computer mempunyai pengertian yang luas, yaitu kegiatan audit dengan menggunakan komputer sebagai alat bantu. Bantuan komputer dapat digunakan untuk kegiatan-kegiatan pengetikan/ penyusunan laporan, penyusunan jadwal, table-tabel/ matriks, pembuatan grafik, pemilihan sample, dan kegiatan pengujian/tes dengan komputer (pengumpulan dan evaluasi bukti audit; test of controls maupun substantive test).

Sedangkan TABK atau CAAT adalah hanya pengguna komputer dalam pelaksanaan audit saja. Berbagai jenis pengguna komputer dalam audit disebut dengan istilah Teknik Audit Berbantuan Komputer (TABK). Dalam audit laporan keuangan dengan TABK, audit dilaksanakan terhadap system akuntansi berbasis komputer, yang ruang lingkup yang sebenarnya tetap, yaitu memberikan opini atau fairness dan kesesuaian sistem akuntansi dengan standar akuntansi keuangan.
Pendekatan audit dengan bantuan komputer merupakan cara audit yang sangat bermanfaat untuk pengujian subtantif atau file/ data/ record perusahaan. Teknik audit berbantuan komputer melibatkan komputer atau software audit untuk membantu pengujian serta evaluasi file / data perusahaan relatif lebih mudah dibandingkan dengan pengujian terhadap program maupun prosedur pengolahan data. Pelaksanaan Pemeriksaan program atau sistem memerlukan keahlian tertentu auditor dalam bidang teknologi informasi. Hal ini yang perlu diingat ialah bahwa pengguna software audit perlu pertimbangan antara biaya dan manfaat.
Audit with the computer mempunyai arti luas, yaitu: kegiatan-kegiatan persiapan, pelaksanaan dan pelaporan audit dengan bantuan komputer. Dukungan komputer digunakan dalam teknik pengujian pengendalian intern dan pengujian subtantif maupun kegiatan lain misalnya pengetikan-pengetikan surat (termasuk konfirmasi), pemilihan sample, penyusunan pengolahan kertas kerja pemeriksaan, pelaporan dan kegiatan administratif lain dalam kaitannya dengan audit . 


Tujuan Audit

Pada dasarnya audit merupakan instrumen bagi manajemen untuk membantu mencapai visi, misidan tujuan organisasi dengan cara mendapatkan data dan informasi faktual dan signifikan berupadata, hasil analisa, penilaian, rekomendasi auditor sebagai dasar pengambilan keputusan, pengendalian manajemen, perbaikan dan atau perubahan.

Pengertian Audit


Audit adalah suatu proses sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara tertulis ataupun lisan dengan menggunakan pembuktian yang secara objektif mengenai kumpulan pertanyaan-pertanyaan. Contoh dari audit adalah audit laporan keuangan pada suatu perusahaan, dimana auditor akan melakukan audit untuk melakukan penilaian terhadap laporan keuangan yang data-datanya bersifat relevan, akurat, lengkap dan disajikan secara wajar. Auditor mengeluarkan hasilnya secara benar dan akan lebih baik lagi jika dihasilkan dari pendapat yang independent.


Jenis Audit Pada TI


Jenis audit pada Teknologi Informasi terbagi 2(dua), yaitu :
·         Audit around the computer
·         Audit through the computer

Audit Around The Computer
Audit around the computer masuk ke dalam kategori audit sistem informasi dan lebih tepatnya masuk ke dalam metode audit. Audit around the computer dapat dikatakan hanya memeriksa dari sisi user saja pada masukkan dan keluaranya tanpa memeriksa lebih mendalam terhadap program atau sistemnya, bisa juga dikatakan bahwa audit around the computer adalah audit yang dipandang dari sudut pandang black box.

Dalam pengauditannya yaitu auditor menguji keandalan sebuah informasi yang dihasilkan oleh komputer dengan terlebih dahulu mengkalkulasikan hasil dari sebuah transaksi yang dimasukkan dalam sistem. Kemudian, kalkulasi tersebut dibandingkan dengan output yang dihasilkan oleh sistem. Apabila ternyata valid dan akurat, diasumsikan bahwa pengendalian sistem telah efektif dan sistem telah beroperasi dengan baik.

Audit around the computer dilakukan pada saat :
· Dokumen sumber tersedia dalam bentuk kertas (bahasa non-mesin), artinya masih kasat mata dan dilihat secara visual.
·      Dokumen-dokumen disimpan dalam file dengan cara yang mudah ditemukan.
Keluaran dapat diperoleh dari daftar yang terinci dan auditor mudah menelusuri setiap transaksi dari dokumen sumber kepada keluaran dan sebaliknya.
Kelebihan dan Kelemahan dari metode Audit Around The Computer :
Kelebihan :
·         Proses audit tidak memakan waktu lama karena hanya melakukan audit tidak secara mendalam.
·         Tidak harus mengetahui seluruh proses penanganan sistem
Kelemahan :
·         Umumnya database mencakup jumlah data yang banyak dan sulit untuk ditelusuri secara manual
·         Tidak membuat auditor memahami sistem komputer lebih baik
·         Mengabaikan pengendalian sistem, sehingga rawan terhadap kesalahan dan kelemahan potensial dalam sistem
·          Lebih berkenaan dengan hal yang lalu daripada audit yang preventif
·         Kemampuan komputer sebagai fasilitas penunjang audit tidak terpakai
·         Tidak mencakup keseluruhan maksud dan tujuan audit



Audit Through The Computer
Audit through the computer adalah dimana auditor selain memeriksa data masukan dan keluaran, juga melakukan uji coba proses program dan sistemnya atau yang disebut dengan white box, sehinga auditor merasakan sendiri langkah demi langkah pelaksanaan sistem serta mengetahui sistem bagaimana sistem dijalankan pada proses tertentu.

Audit around the computer dilakukan pada saat :
· Sistem aplikasi komputer memproses input yang cukup besar dan menghasilkan output yang cukup besar pula, sehingga memperluas audit untuk meneliti keabsahannya
·Bagian penting dari struktur pengendalian intern perusahaan terdapat di dalam komputerisasi yang digunakan

Kelebihan dan Kelemahan Audit Through The Computer :
Kelebihan:
·         Dapat meningkatkan kekuatan pengujian system aplikasi secara efektif. 
·         Dapat memeriksa secara langsung logika pemprosesan dan system aplikasi. 
·         Kemampuan system dapat menangani perubahan dan kemungkinan kehilangan yang terjadi pada masa yang akan dating. 
·         Auditor memperoleh kemampuan yang besar dan efektif dalam melakukan pengujian terhadap system computer.
·         Auditor merasa lebih yakin terhadap kebenaran hasil kerjanya.
Kelemahan:
·         Biaya yang dibutuhkan relative tinggi karena jumlaj jam kerja yang banyak untuk dapat lenih memahami struktur pengendalian intern dari pelaksanaan system aplikasi.
·         Butuh keahlian teknis yang mendalam untuk memahami cara kerja sistem.

1.    Penilaian Resiko

Perencanaan audit harus disusun dengan mempertimbangkan resiko yang dihadapi organisasi yang akan diauditnya. Dalam hal ini, auditor internal harus memanfaatkan output dari hasil penilaian resiko dalam perancangan program audit. Oleh karena itu, auditor perlu memahami proses berikut alat yang digunakan dalam penilaian resiko tersebut.

Yang dimaksud dengan penilaian resiko adalah kegiatan identifikasi dan analisis terhadap resiko yang relevan dalam upaya pencapaian tujuan organisasi sebagai dasar untuk menentukan cara pengelolaan resiko tersebut. Penilaian resiko tersebut penting untuk dilakukan sebab kondisi perekonomian, industri, regulasi, dan operasional organisasi terus berubah, perubahan tersebut meliputi:
1.    Adanya regulasi yang baru pada bidang perpajakan, ketenaga-kerjaan, ekspor-import,
2.    Masuknya kompetitor baru ke industri dimana perusahaan berada,
3.    Kompetitor mengenalkan produk baru, dan
4.    Penggunaan teknologi baru.
Dalam kerangka pengendalian internal, manajemen harus melakukan penilaian risiko yang dihadapi organisasinya, sehingga dapat menerapkan bentuk/ prosedur pengendalian yang tepat.

Auditor internal berkepentingan untuk menilai pengendalian yang ada pada aktivitas/ operasional organisasi, sehingga bila resiko teridentifikasi, maka auditor dapat menentukan prosedur pengendalian yang seharusnya ada untuk memastikan bahwa tujuan organisasi dapat tercapai, dan bila resiko tersebut tidak tertangani dengan baik, maka auditor dapat menentukan rekomendasi yang tepat bagi manajemen untuk memperbaiki pengendalian/ operasionalnya.

Lebih spesifik, dalam konteks audit keuangan, penilaian risiko berguna untuk menentukan resiko audit. Resiko audit diartikan sebagai tingkat ketidakpastian tertentu yang dapat diterima auditor dalam pelaksanaan auditnya, seperti ketidakpastian validitas dan reliabilitas bukti audit dan ketidakpastian mengenai efektivitas pengendalian internal. Umumnya resiko tersebut sulit diukur, sehingga perlu ketelitian dan kehati-hatian. Resiko audit terdiri atas resiko inheren/ bawaan, resiko pengendalian, dan pendeteksian.

1. Resiko Inheren
Resiko inheren berkenaan dengan  kemungkinan adanya kekeliruan dalam segmen audit yang melampaui batas toleransi sebelum memper-hitungkan faktor efektivitas pengendalian internal. Resiko inheren adalah faktor kerentanan laporan keuangan terhadap kekeliruan yang material dengan asumsi tidak adanya pengendalian internal. Oleh karena itu bila risiko inheren tinggi, maka auditor harus mengumpulkan bukti audit yang lebih banyak.

Faktor-faktor yang perlu ditelaah auditor dalam menetapkan risiko inheren adalah sifat bidang usaha organisasi, integritas manajemen, motivasi manajemen, hasil audit sebelumnya, hubungan istimewa, transaksi non rutin, dan kerentanan terhadap fraud.

2. Resiko Pengendalian
Risiko pengendalian berkenaan dengan kemungkinan adanya kekeliruan dalam segmen audit yang melampaui batas toleransi yang tidak terdeteksi atau tidak dapat dicegah oleh pengendalian internal. Resiko pengendalian dipengaruhi oleh faktor efektivitas pengendalian internal, dan keandalan penetapan risiko yang direncanakan (penetapan di bawah 100%), oleh karena itu bila resiko pengendalian ditetapkan tinggi, maka auditor harus mengumpulkan bukti audit yang lebih banyak.




3. Resiko Pendeteksian
Resiko pendeteksian berkenaan dengan kemungkinan terjadinya kekeliruan dalam segmen audit yang melampaui batas toleransi yang tidak terdeteksi karena pengujian menggunakan uji petik, prosedur audit yang tidak tepat/ salah aplikasi, kekeliruan interpretasi atas hasil implementasi prosedur audit. Guna meminimalkan risiko pendeteksian, auditor harus mengembangkan perencanaan audit secara tepat, dan melakukan supervisi atas pelaksanaan audit.

Konsep audit berbasis risiko menempatkan kegiatan observasi dan analisis terhadap pengendalian sebagai starting point, kemudian mengembangkan auditnya pada bidang/ area yang memerlukan pengujian dan evaluasi lebih lanjut. Bila pengendalian internal lemah (artinya risiko pengendalian tinggi), maka auditor cenderung untuk memperluas ruang lingkup auditnya, sehingga dia memperoleh kayakinan bahwa tanggungjawab auditnya dapat dilaksanakan sesuai dengan standar profesional yang berlaku.

2.    Perencanaan Audit

1. Fungsi Perencana Audit

Sebelum melaksanakan pekerjaan audit, terlebih dahulu auditor internal harus menyusun rencana audit secara sistematis. Rencana audit tersebut berfungsi sebagai:
a. Pedoman pelaksanaan audit,
b. Dasar untuk menyusun anggaran,
c. Alat untuk memperoleh partisipasi manajemen,
d. Alat untuk menetapkan standar,
e. Alat pengendalian, dan
f. Bahan pertimbangan bagi akuntan publik yang diberi penugasan oleh perusahaan.

2. Hal-hal Yang Perlu Diperhatikan

Hal yang harus dipertimbangkan oleh auditor dalam perencanaan audit adalah:
a. Masalah yang berkaitan dengan bisnis satuan usaha tersebut dan industri dimana satuan usaha tsb beroperasi didalamnya,
b. Kebijakan dan prosedur akuntansi satuan usaha tersebut,
c. Metode yang digunakan oleh satuan usaha tersebut dalam mengolah informasi akuntansi,
d. Penetapan tingkta resiko pengendalian yang direncanakan,
e. Pertimbangan awal tentang materialitas untuk tujuan audit,
f. Pos laporan keuangan yang mungkin memerlukan penyesuaian.
g. kondisi yang mungkin memerlukan perluasan atau pengubahan pengujian audit, dan
h. Sifat audit yang dilaporkan akan diserahkan kepada pemberi tugas.





3. Isi Perencanaan Audit
Isi audit plan (perencanaan audit) meliputi tiga hal pokok yang terdidi dari:
a. Hal-hal mengenai client,
b. Hal-hal yang mempengaruhi client, dan
c. Rencana kerja Auditor.







dari beberapa prosedur yang dapat menggunakan dukungan komputer seperti table berikut ini:


 Software audit diperlukan untuk

a.      Menilai kualitasi sistem pengendalian intern pada sistem yang digunakan
b.      Mengetahui bagaimana cara sistem software bekerja merusak sistem pengendalian komputer
c.      Mengumpulkan bukti tentang kualitas sistem aplikasi, yang disebut sebagai utility program.










Teknik Audit Berbantuan Komputer
PADA BATCH PROCESSING ENVIRONMENT
A.   Pendekatan Data Uji

Pendekatan data uji (test deck appr3oach) adalah merupakan pelaksanaan audit yang dilakukan dengan “using the auditor’s data with client’s software”. Maksudnya adalah menguji sistem komputerisasi auditee dengan menggunakan datanya auditor. Dalam hal ini auditor harus membuat satu set data buatan (dummy data) untuk dipakai menguji apakah pengendalian intern telah dijalankan sesuai dengan yang seharusnya.

Secara historis metode data uji merupakan teknik pertama dalam audit berbantuan komputer. Meskipun sangat terbatas dalam memberikan kemampuan untuk menguji logika rinci program komputer bagi auditor, tetapi auditor akan dapat memahami spesifikasi sitem dan dapat memanfaatkan hat tersebut untuk menentukan apakah sistem bekerja atau tidak.

Cara yang dilakukan auditor dalam pelaksanaan audit dengan metode data uji adalah auditor men-generate dummy data, kemudian di proses oleh sistem aplikasi dan komputer yang ada di auditee. Data uji yang dibuat auditor harus mencakup seluruh kemungkinan transaksi yang tidak sah atau salah agar dapat di tentukan apakah program komputer yang di uji bereaksi dengan tepat terhadap berbagai kesalahan dengan cara memeriksa daftar kesalahan dari perincian keluaran yang dihasilkan dari data pengujian.
Tes data buatan (dummy test data) lebih baik dari pada kalau memakai data (live real data) yang sebenarnya, karena:

-        Dengan dummy test data dapat dibuat data yang lebih sedikit tetapi memenuhi seluruh kriteria yang diperlukan untuk dapat melakuklan test dengan baik.

-        Dengan dummy data akan lebih mudah dibuat perkiraan keluaran (designed/ expected result), kalau data masukannya sudah direncanakan dengan matang akan menghasilkan tipe-tipe kesalahan yang seharusnya dideteksi program.

-        Kemungkinan kesalahan yang dapat dibuat pada dummy data akan lebih kompherensif, memenuhi semua kemungkinan yang dapat diperkirakan oleh evaluator.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menggunakan data uji:

-          Data uji harus mencakup seluruh kondisi yang diinginkan oleh auditor,baik data yang sah maupun tidak sah (error).

-          Program yang diuji dengan data uji auditor harus sama seperti yang dipergunakan untuk operasional sepanjang tahun oleh klien (bukan program “palsu”).

-          Data uji harus segera dihapus dari file klien segera setelah tes selesai, dengan maksud agar file sistem tidak terkontaminasi oleh data uji (bukan data transaksi sebenarnya).

-          Pelaksanaan data uji harus menjamin bahwa data uji tidak mempengaruhi file data sungguhan, akan ironis jika suatu prosedur audit yang dirancang untuk mendeteksi kekeliruan justru membawa kekeliruan. Ini membutuhkan koordinasi antara auditor dan karyawan komputer.

-          Auditor harus menjalankan pengendalian yang tepat.

Teknik data uji digunakan dalam pelaksanaan audit dengan cara memasukkan data (misalnya suatu contoh Transaksi) ke sistem komputer klien, dan membandingkan hasil yang diperoleh dengan hasil yang telah ditentukan sebelumnya (designed/expected result).
Contoh penggunaan teknik data uji :
-          Data uji digunakan untuk menguji pengendalian khusus dalam program komputer, seperti on-line password dan pengendalian akses data.
-          Data uji oleh auditor untuk menguji karakteristik (jenis kontrol) pengelolahan tertentu dari sistem komputerisasi yang diuji.
-          Data uji umumnya diolah secara terpisah dari pengelolahan normal perusahaan, yang dilakukan oleh klien (operasional real/live data).
-          Jika data uji diolah dengan pengolahan normal perusahaan, auditor harus mendapatkan keyakinan bahwa transaksi uji kemudian dihapus dari catatan akuntansi perusahaan.



B.    Parallel simulation
Teknik simulasi pemrosesan secara parallel dilaksanaa. kan dengan “clien’s data, auditor’s software.”  Maksudnya ialah pelaksanaan pemerikasaan dilakukan terhadap data sesungguhnya (data audite yang di copy) dan diproses dengan software atau bahkan komputernya auditor. Data real ini sebelumnya di proses seperti  kegiatan rutin biasanya yang ada pada computer audite, selanjutnya data di copy dan diproses ulang ( simulasi proses) pada computer auditor.
Laporan yang dihasilkan simulasi dibandingkan oleh auditor dengan laporan yang dihasilkan oleh pemrosesan rutin perusahaan: jika terjadi perbedaan , asumsinya perbedaan tersebut menunjukkan bahwa software perusahaan tidak memproses data sesuai dengan spesifikasi yang ada. Software yang dipakai dapatauditor controlled copy of the client program , dengan software audit tertentu yang dibuat auditor , computer mikro atau dengangeneralized audit program.

Pada dasarnya system PTF ini dapat dibedakan menjadi 2 cara yaitu:
a.    Parallel simulation
Dalam parallel simulation auditor akan meminjam dan diproses pada computer auditor , tetapi dengan system simulasi.

b.    Parallel processing
Dalam parallel processing, auditor akan menjamin dan diproses pada computer auditor dengan system aplikasi yang juga dicopy dari computer auditee.

Teknik ini mensimulasikan proses yang dilaksanakan oleh client dengan memanfaatkan program auditor. Selanjutnya laporan simulasi dibandingkan dengan laporan yang dihasilkan pemprosesan rutin perusahaan. Jika terjadi perbedaan, maka perbedaan tersebut perlu diteliti penyebab-penyebabnya

Keunggulannya metode audit berbatuan computer ini adalah :
·         Teknik ini memeriksan akurasi pemprosesan dari program aplikasi
·         Memungkinkan pensahan output sesungguhnya.
·         Cocok untuk pengujian subtantif maupun untukcomplain teest  
·         Audit dilakukan pada computer auditor atau computer lain / yang bukan sedang di audit, sehingga diperoleh keyakinan akan status system komputerisasi tersebut dengan lebih akurat .
·         Auditor dapat memproleh keyakinan lebih tinggi karena dengan system simulasi kalau ada hal-hal yang tidak dapat terdeteksi dengan uji coba saja, maka akan diketahui karena dicoba dengan system yang lain.
·         Tidak terjadi kontaminasi file client
·         Proses dapat dilakukan dengan computer pihak ketiga independen.
·         Auditor menggunakan data client sebenarnya.
·         Memungkinkan auditor bekerja secara terpisah dari personil clien, sehingga pelaksanaan audit lebih fleksibel

Kelemahannya adalah :
·         Program yang akan dipakai oleh simulasi oleh auditor perlu dibuat terlebih dahulu, dan mungkin memakan waktu dan biaya yang relative mahal
·         Auditor harus mempunyai keahlian computer yang cukup kompeten untuk dapat menelusuri kembali perbedaan antara 2 hasil program tersebut.
·         Perlu waktu untuk pengembangan system aplikasi untuk parallel .
·         
ON-LINE REAL- TIME ENVIRONMENT

A.      Integrated Tes facilities ( ITF )
ITP digunakan untuk menuju system aplikasi dengan data tes pada saat computer  dioperasikan kegiata,rutin pada organisasi/perushaan yang diaudit.pada ITF pemeriksaa atau tes system komputerisasi dilaksanakan secara kontinyu dan simulasi antara pelaksanaan tes dan real processing.Pada ITFpemeriksaan tes system komputerisasi dilaksanakan secara kontnyu dan simultan antara pelaksaan dan tes dan real processing run. Dalam ITF auditor harus membuat dummy data dan diproses bersamaan dengan real data yang memang saat itu sedang diolah. Perlu system ITF ini sering dilakukan pada bidang aplikasi: order entry, purchasing, payroll, accounts receivable, dan sebagainya.

Pada system OLRT auditor ekstern atau internal auditor perlu mengatur agar dapat dilakukan monitoring secara kontinyu terhadap uji coba system tersebut. Metoda ini jauh lebih hemat jika dapat dilaksanakan sejak saat pengembangan aplikasi (during application or system development).

a)    Keunggulannya
·      ITF hanya memerlukan sedikit keahlian teknis computer
·      Karena bersamaan proses regular, biaya relative rendah
·      Dapat dilakukan mendadak, sehingga dapat mencegah upaya curang
·      Auditor dapat memeriksa system aplikasi yang sebenarnya digunakan
·      Proses terhadap data tes (uji) dan data sesungguhnya dilakukan secara simultan .
·      Auditor menguji program logic in actual use dan mengamati prosedur error handling.
·      Test dilakukan langsung secara operasional bersama real processing run.
·      Karena dilakukan bersamaan maka tidak usah memberhentikan proses.
·      Dapat sekaligus merupakan simulasi yang tidak diketahui oleh operator.
·      Tidak diperlukan computer lain, atau computer-time tersendiri. Kelemahannya
·      Auditor dan timnya harus sangat hati-hati, karena system dan data yang digunakan adalah live system & actual data.
·      Auditing ini dapat menyebabkan errors in client’s data, khususnya jik audit dilakukan juga galam proses penghitungan / penjumlahan.
·      Sulit untuk dilaksanakan pada aplikasi yang tidak siap untuk penggunaan separate subunits.
·      Kareana system ITF pada dasarnya masih juga menggunakan data test. Maka kelemahan-kelemahan yang ada pada metode test data tetap ditemuai pada system ITF.
Efektivitas ITF mungkin harus kompromi jika programmers identify the fictitious entity.

B     Proses Tracing Software
Computer fround yang sering terjadi adalah menambahkan pada computer program suatu perintah tambahan atau instruksi khusus untuk melaksanakan proses pada saat menemukan data denga criteria tertentu. Metoda ini memungkinkan suatu specific criteria men-trigger fraud yang mungkin tidak kita ketemukan dengan metoda uji data yang biasa. Fraund ini hanya bisa diketemukan jika kita memeriksa logika programnya secara detil. Process tracing software dapat menjadi suatu cara untuk identifikasi program modules froud yang tidak tertangkap dengan motoda audit dengan tes uji data. Tangging transactions ini juga dikenal dengan istilah “Snapshot approach”, merupakan salah satu alternative.
C.     Embedded Audit Modules
Teknik audit berbantuan computer dengan metodaembedded audit modules atau sering juga dlsebut dengan istilah audit hooks adalh teknik audit dengan menggunakan modul terprogram yang disisipkan atau “diletakkan “ ke dalam program aplikasi, dengan tujian untuk memantau dan mengimpun data untuk tujian pemeriksaan.

Kata “embedded”memang telah menyiratkan adanya sesuatu yang dilekatkan : yaitu modul untuk audit yang dilekatkan pada program aplikasi klien. Pada saat transaksi memasuki computer, transaksi ini diedit dan diproses dengan program aplisasi. Pada saat yang sama transaksi dicek oleh modul audit yang terpasang di dalam program. Jika transaksi itu benar, maka transaksi itu dipilih oleh modul bersangkutan dan disalin pada log audit  (sering disebut SCARF/system control audit review file). Secara priodik, isi log itu dicetak untuk diteliti oleh auditor.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar