Cari Blog Ini

Minggu, 09 Oktober 2016

POKEMON GO, GAME INOVASI MENGGUNAKAN AUGMENTED REALITY


Siapa sih yang belum pernah mendengar permainan bernama Pokemon Go? Permainan yang dikeluarkan oleh Niantic dimana kita harus menangkap monster-monster lucu yang tersebar di penjuru kota tengah mendapatkan perhatian dari pengguna smartphone di seluruh dunia. Permainan ini memang tidak seperti permainan smartphone kebanyakan. Jika permainan lain dapat dimainkan sambil duduk atau berbaring, maka Pokémon Go memaksa pemainnya untuk berjalan ke titik-titik tertentu agar dapat menemukan Pokémon. Pokémon Go menggunakan teknologi GPS untuk melacak pergerakan pemain serta teknologi Augmented Reality (AR) untuk menampilkan Pokémon di layar saat menggunakan kamera.

Pokemon Go memungkinkan pemain menangkap Pokemon di dunia nyata




Pemain dapat melihat dunia Pokemon melalui layar smartphone sebagai viewfinder dari kamera perangkat. Nantinya, pengguna akan melihat berbagai objek 3D dan animasi di layar tersebut. Objek-objek 3D tersebut nantinya berupa monster Pokemon. Dan di sini peran Anda adalah sebagai Trainer yang memiliki tugas menangkap pokemon sebanyak mungkin.

Banyak jenis Pokemon telah tersedia dan dapat ditemukan di beberapa area geografi dunia. Sebagai misal, jika Anda (pemain) pergi ke daerah danau atau sungai, maka Anda akan bisa menemukan Pokemon berjenis air. Pastinya game ini akan mengajak Anda (pemain) untuk menjelajah daerah.


Setelah menangkap Pokemon, Anda sebagai Trainer, memiliki tugas untuk melatih Pokemon tersebut. Anda harus meningkatkan level Pokemon tersebut agar menjadi semakin kuat. Setelah itu, Anda (para Trainer) dapat saling menukar Pokemon. Anda juga dapat berkompetisi dengan membuat Pokemon saling bertarung.

Apa itu Augmented Reality (AR)?
Adalah teknologi yang menggabungkan benda maya dua dimensi dan ataupun tiga dimensi ke dalam sebuah lingkungan nyata tiga dimensi lalu memproyeksikan benda-benda maya tersebut dalam waktu nyata. Tidak seperti realitas maya yang sepenuhnya menggantikan kenyataan, realitas tertambah namun tetap dalam sebuah media yg terbatas.

Benda-benda maya menampilkan informasi yang tidak dapat diterima oleh pengguna dengan inderanya sendiri. Hal ini membuat realitas tertambah sesuai sebagai alat untuk membantu persepsi dan interaksi penggunanya dengan dunia nyata. Informasi yang ditampilkan oleh benda maya membantu pengguna melaksanakan kegiatan dunia nyata.
Realitas tertambah dapat diaplikasikan untuk semua indera, termasuk pendengaran, sentuhan, dan penciuman. Selain digunakan dalam bidang-bidang seperti kesehatan, militer, industri manufaktur, realitas tertambah juga telah diaplikasikan dalam perangkat-perangkat yang digunakan orang banyak, seperti pada telepon genggam.


Ronald T. Azuma (1997) mendefinisikan augmented reality sebagai penggabungan benda-benda nyata dan maya di lingkungan nyata, berjalan secara interaktif dalam,,, waktu nyata, dan terdapat integrasi antarbenda dalam tiga dimensi, yaitu benda maya terintegrasi dalam dunia nyata. Penggabungan benda nyata dan maya dimungkinkan dengan teknologi tampilan yang sesuai, interaktivitas dimungkinkan melalui perangkat-perangkat input tertentu, dan integrasi yang baik memerlukan penjejakan.

Selain menambahkan benda maya dalam lingkungan nyata, realitas tertambah juga berpotensi menghilangkan benda-benda yang sudah ada. Menambah sebuah lapisan gambar maya dimungkinkan untuk menghilangkan atau menyembunyikan lingkungan nyata dari pandangan pengguna. Misalnya, untuk menyembunyikan sebuah meja dalam lingkungan nyata, perlu digambarkan lapisan representasi tembok dan lantai kosong yang diletakkan di atas gambar meja nyata, sehingga menutupi meja nyata dari pandangan pengguna.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar