Mahasiswa merupakan suatu kelompok dalam
masyarakat yang memperoleh statusnya karena ikatan dengan Perguruan Tinggi.
Mahasiswa juga merupakan calon intelektual atau cendekiawan muda dalam suatu
lapisan masyarakat yang sering kali syarat dengan berbagai predikat.
Namun jika kita mendefinisikan mahasiswa
secara sederhana, maka kita akan menafikan peranannya yang nyata
dalam perkembangan arus bangsa. Ketika kita mencoba menyederhanakan peran mahasiswa
dengan mengambil definisi ‘setiap orang yang belajar di perguruan tinggi’,
definisi itu akan mempersempit makna atau esensi dari mahasiswa itu sendiri.
Mengingat sejarah panjang mahasiswa dalam peranannya membangun bangsa, seorang
Indonesianis, Ben Anderson menyatakan bahwa, “sejarah Indonesia adalah sejarah
pemudanya”.
Fenomena mahalnya biaya pendidikan,
menuntut mahasiswa untuk menyelesaikan studi tepat waktu. Sehingga
segala energi dikerahkan untuk mendapat gelar sarjana atau diploma sesegera
mungkin. Tak ayal lagi tren study oriented mewabah di kalangan
mahasiswa. Pertanyaan adalah, apakah cukup dengan bekal ilmu yang
dipelajari dari bangku kuliah dan indeks prestasi yang tinggi untuk mengarungi
kehidupan pasca wisuda? Ternyata tidak. Dunia kerja yang akan digeluti oleh
alumnus perguruan tinggi tidak bisa diarungi dengan dua modal itu saja. Ada
elemen yang harus dipertimbangkan, yakni kemampuan soft skill. Kemampuan ini
terkait dengan kemampuan berkomunikasi dan bahasa, bekerja dalam satu team, serta
kemampuan memimpin dan dipimpin.
Ada beberapa peran dari mahasiswa, yaitu :
1. Peran moral
Mahasiswa yang dalam kehidupanya tidak dapat memberikan contoh dan
keteladanan yang baik berarti telah meninggalkan amanah dan tanggung jawab
sebagai kaum terpelajar . Jika hari ini kegiatan mahasiswa berorientasi pada
hedonisme (hura – hura dan kesenanggan) maka berarti telah berada persimpangan
jalan . Jika mahasiswa hari ini lebih suka mengisi waktu luang mereka dengan
agenda rutin pacaran tanpa tahu dan mau ambil tahu tentang perubahan di negeri
ini maka mahasiswa semacam ini adalah potret “generasi yang hilang “yaitu
generasi yang terlena dan lupa akan tugas dan tanggung jawabnya sebagai seorang
pemuda dan mahasiswa.
2. Peran sosial
Mahasiswa harus menumbuhkan jiwa-jiwa sosial yang dalam atau
dengan kata lain solidaritas sosial. Solidaritas yang tidak dibatasi oleh sekat
sekat kelompok, namun solidaritas sosial yang universal secara menyeluruh serta
dapat melepaskan keangkuhan dan kesombongan. Mahasiswa tidak bisa melihat
penderitaan orang lain, tidak bisa melihat poenderitan rakyat, tidak bisa
melihat adanya kaum tertindas dan di biarkan begitu saja. Mahasiswa dengan
sifat kasih dan sayangnya turun dan memberikan bantuan baik moril maupun materil
bagi siapa saja yang memerlukannya.
3. Peran Akademik
Sesibuk apapun mahasiswa, turun kejalan, turun ke rakyat dengan
aksi sosialnya, sebanyak apapun agenda aktivitasnya jangan sampai membuat
mahasiswa itu lupa bahwa adalah insan akademik. Mahasiswa dengan segala
aktivitasnya harus tetap menjaga kuliahnya. Setiap orang tua pasti ingin
anaknya selesai kuliah dan menjadi orang yang berhasil. Maka sebagai seorang
anak berusahalah semaksimal mungkin untuk dapat mewujudkan keinginan itu, untuk
mengukir masa depan yang cerah dan membahagiakan orang tua.
4. Peran politik
Peran politik adalah peran yang paling berbahaya karena disini
mahasiswa berfungsi sebagai presseur group ( group penekan ) bagi pemerintah
yang zalim. Oleh karena itu pemerintah yang zalim merancang sedemikian rupa
agar mahasiswa tidak mengambil peran yang satu ini. Pada masa ordebaru di mana
daya kritis rakyat itu di pasung, siapa yang berbeda pemikiran dengan
pemerintah langsung di cap sebagai makar dan kejahatan terhadap negara.
Mahasiswa adalah kaum terpelajar dinamis yang penuh dengan kreativitas.
Mahasiswa adalah bagian yang tidak dapat dipisahkan dari rakyat. Sekarang mari
kita pertanyakan pada diri kita yang memegang label Mahasiswa, sudah seberapa
jauh kita mengambil peran dalam diri kita dan lingkungan.
Mahasiswa mempunyai tiga tanggung jawab social di bawah ini :
Mahasiswa bertanggungjawab sebagai “pelaku
” bagian dari masyarakat
Pengertiannya adalah mahasiswa harus
langsung terjun ke masyarakat untuk mengetahui realitas permasalahan dan
kebutuhan masyarakat, kemudian bersama dengan masyarakat mencoba untuk
menyelesaikan dan memenuhinya.
Mahasiwa bertanggungjawab sebagai
perantara
Asumsinya adalah mahasiswa menjadi
perantara masyarakat yang miskin akses dan informasi dengan cara mengases
program pemerintah serta mensosialisasikan program-program pemerintah dan juga
segaligus sebagai pengontrol segala bentuk kebijakan dan jika terjadi
penyimpangan yang dilakuakan pelaku pembuat kebijakan.
Mahasiswa bertanggungjawab sebagai agen of
change
Kenapa dikatakan Pemuda/Mahasiswa Sebagai
Agent Of Change karena Pemuda/Mahasiswa dapat berfungsi sebagai bagian dari
masyarakat yang mampu mendorong, memotivasi, dan mempelopori terjadinya
pembaharuan.
Selain itu, Pemuda/Mahasiswa juga sebagai
bagian dari Masyarakat yang dinilai memiliki intlektual dan memiliki pengetahuan
yang lebih dibandingkan dengan Masyarakat pada umumnya karena lingkungan yang
berbeda.
Sedangkan agent dapat diterjemahkan
sebagai perantara atau perwakilan dari suatu Institusi/Lembaga. Sebagai Agent
Of Change dapat dikatakan pula sebagai actor perantara atau perwakilan dari
proses perubahan pada Masayarakat kearah yang lebih baik.
Saat ini sebagian besar Mahasiswa hanya
bergerak pada peran provokator saja, yang cenderung sudah tidak terlalu membuat
perubahan yang berarti. Banyaknya aksi yang dipelopori oleh mahasiswa ternyata
tidaklah membawa sebuah perubahan signifikan, bahkan terkesan arogan dan tidak
menyentuh pada aspek yang lebih substansi.
Apa yang salah dengan hal tersebut.
Tanggung jawab mahasiswa sebagai obat bagi masyarakat pun terlaksana hanya
ketika ada program dari rektorat seperti Kuliah Kerja Mahasiswa, sisanya adalah
kesibukan mahasiswa sendiri tanpa sebuah tujuan yang berarti.
Mahasiswa sebagai perantara program
pemerintah juga wajib dipertanyakan. Selain dari kebijakan pemerintah yang
tidak mendukung hal tersebut, ini juga disebabkan dari nilai tawar mahasiswa
sendiri yang tidak pernah naik dalam segi kebutuhan pemerintah, sehingga wajar
kita akan menjadi seperti mati di lumbung sendiri.
Menjadi “mahasiswa“ jangan pernah ragu,
KERAGUAN hanya bisa di hilangkan dengan TINDAKAN. Jadilah mahasiswa yang dapat
membangun karakter dan moral bangsanya, mendukung pemimpinnya namun juga ikut
mengawasi . Tanggung jawab mahasiswa cukuplah besar karena mereka lah para
pemimpin masa depan bangsa nya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar