Helen Kehler - Kisah Hidup Seorang Penyandang Tuna
Rungu Dan Tuna Netra
Ketika aku iseng melakukan blogwalking pada beberapa
blog. Aku mendapatkan sebuah artikel yang menarik untuk dibaca bagi siapa saja,
entah orang normal atau penyandang disabilitas atau sekadar baca saja. Bisa
juga dijadikan sebagai bahan renungkan untuk menghargai diri sendiri sebelum
menghargai orang lain.
Artikel yang aku tulis adalah tentang kisah hidup seorang wanita yang
menyandang tuna rungu dan tuna netra sekaligus dalam hidupnya bernama Helen
Kehler. Saya sendiri merasa ga kebayang harus hidup dengan dua disabilitas
dalam hidupnya. Jika Anda orang yang normal tentunya akan merasakan
penderitaannya. Aku yakin anda merasakannya.
Jika Angkie Yudistia mengalami masa sulit sebagai penyandang tuna rungu,
sesungguhnya Helen Kehler lebih banyak mengalami masa yang lebih sulit lagi
sebagai penyandang tuna rungu dan tuna netra sekaligus dalam hidupnya. Betapa
beratnya hidup beliau. Yuk kita lihat kisah singkat beliau.
Helen Kehler Portrait
|
Helen Adams Keller adalah nama lengkapnya ada juga
yang menyebutnya dengan ejaan Helen Kehler. beliau adalah seorang wanita
penyandang buta dan tuli, lahir di Tuscumbia, Alabama, 27 Juni 1880, dan
meninggal meninggal di Easton, Connecticut, pada 1 Juni 1968 pada usia 87
tahun. Helen adalah pemenang dari Honorary University Degrees Women's Hall of
Fame, The Presidential Medal of Freedom, The Lions Humanitarian Award, bahkan
kisah hidupnya meraih 2 piala Oscar. Helen Kehler juga menulis artikel serta
buku-buku terkenal, diantaranya The World I Live In dan The Story of My Life
(diketik dengan huruf biasa dan Braille), yang menjadi literatur klasik di
Amerika dan diterjemahkan ke dalam 50 bahasa. Ia berkeliling ke 39 negara untuk
berbicara dengan para presiden, mengumpulkan dana untuk orang-orang buta dan
tuli. Ia mendirikan American Foundation for the Blind dan American Foundation
for the Overseas Blind.
Pendidikan Komunikasi
Sebuah kisah berawal dimana Anne Sullivan datang ke
rumah Kehler pada Maret 1887 dan memulai mengajar Helen untuk berkomunikasi
dengan mengeja kata-kata di tangannya, dimulai dengan kata "d-o-l-l"
untuk boneka yang dibawa Anne sebagai hadiahnya. Kehler merasa frustrasi, pada
awalnya karena beliau tidak memahami setiap objek memiliki kata unik yang
mengidentifikasikannya. Faktanya, ketika Sullivan mencoba mengajari Kehler kata
"mug", beliau menjadi frustrasi dan merusakkan bonekanya. Sebuah
terobosan besar dalam komunikasi Kehler datang pada bulan berikutnya, ketika ia
menyadari bahwa gerakan gurunya sedang membuat di telapak tangannya, sementara
air dingin di atas tangannya yang lain, melambangkan ide "air", dia
kemudian hampir kelelahan Sullivan menuntut nama-nama dari semua benda asing
lain nya dunia.
Bulan Mei, 1888, beliau menghadiri Institut Perkins untuk tuna netra. Pada
tahun 1894, beliau dan Anne Sullivan pindah ke New York untuk menghadiri
Sekolah Wright-Humason untuk tuna rungu, dan belajar dari Sarah Fuller di
Horace Mann Sekolah untuk tuna rungu. Pada tahun 1896, mereka kembali ke
Massachusetts dan Kehler masuk Sekolah Cambridge untuk wanita muda sebelum
memperoleh pengakuan, pada 1900, ke Radcliffe College, di mana ia tinggal di
Briggs Hall, Gedung Selatan.Pengagumnya, Mark Twain, yang memperkenalkannya
kepada raja minyak standar Henry Huttleston Rogers, yang, bersama istrinya
Abbie, dibayar untuk pendidikannya. Pada tahun 1904, pada usia 24, beliau lulus
dari Radcliffe, menjadi orang tuna netra dan tuna rungu pertama yang
mendapatkan gelar Bachelor of Arts. Dia mempertahankan korespondensi dengan
filsuf Austria dan pedagog Wilhelm Yerusalem, yang merupakan salah satu yang
pertama untuk menemukan bakat sastranya.
Menyukai Anjing Akita
Ketika beliau mengunjungi prefektur Akita di Jepang pada bulan Juli 1937, ia
bertanya tentang Hachiko, anjing Akita terkenal yang telah meninggal pada 1935.
Dia mengatakan orang Jepang bahwa ia ingin memiliki anjing Akita, satu
diberikan padanya dalam waktu satu bulan, dengan nama Kamikaze-go. Ketika ia
meninggal karena penyakit canine distemper, kakaknya, Kenzan-go, diberikan
kepadanya sebagai hadiah resmi dari pemerintah Jepang pada bulan Juli 1938.
Beliau dipuji dengan memiliki Akita dan diperkenalkan ke Amerika Serikat melalui.
Salah satu kata-kata bijak beliau tentang hewan peliharaan adalah "Jika
pernah ada malaikat di bulu, itu Kamikaze. Aku tahu aku tidak akan pernah
merasa cukup kelembutan yang sama untuk setiap hewan peliharaan lainnya. Anjing
Akita memiliki semua kualitas yang menarik bagi saya - ia begitu lembut,
kebersamaan dan terpercaya".
Pesan Bijak
Beliau menyampaikan sebuah pesan bijak untuk semua umat manusia untuk
menghargai diri sendiri terlebih dahulu sebelum menghargai orang lain. Salah
satu pesan bijak yang pernah diucapkan beliau adalah : "It would be a
blessing if each person could be blind and deaf for a few days during his
grown-up live. It would make them see and appreciate their ability to
experience the joy of sound". Artinya "Ini akan menjadi sebuah berkah
bagi setiap orang untuk mengalami buta dan tuli beberapa hari selama hidup
dewasanya. Ini akan membuat mereka melihat dan menghargai kemampuan mereka
untuk mengalami indahnya suara".
Pesan yang disampaikan adalah untuk mencoba bagaimana rasanya tuna rungu dan
tuna netra. Dengan membayangkan diri menjadi seorang tuna netra dan tuna rungu
selama beberapa hari saja. Menutup mata dan telinga selama beberapa hari, kita
tidak akan bisa melihat dan mendengar sama sekali. Gelap dan sunyi sekali seolah-olah
berada di dunia lain tanpa cahaya dan suara. Selama beberapa hari itu kita
tidak akan bisa melihat acara kesayangan dan mendengarkan suara indah melodi
musik. Kalau tidak tahan beberapa hari, kurangi menjadi beberapa jam saja. Anda
akan merasakannya.
Inilah mengapa beliau selalu berpesan kepada kita untuk segera menghargai apa
yang kita miliki dan bersyukur terhadap anugerah yang diberikan oleh
Tuhan kita. Dengan menghargai tersebut kita semakin memahami diri sendiri
dibanding orang lain.
Ternyata ada pesan tidak kalah menggugah adalah "Orang- orang harus tahu
bahwa orang buta bukanlah orang yang idiot ataupun jenius, mereka sebenarnya
memiliki pikiran dan tangan-tangan yang dapat dilatih, mereka mempunyai
semangat besar untuk mewujudkan apa yang mereka inginkan dan tugas orang-orang
yang sempurna secara fisiklah yang dapat menolong mereka menjadikan yang
terbaik sehingga mereka dapat menemukan cahaya."
Sungguh luar biasa semangat beliau untuk mewujudkan hidupnya. Kita mesti
memahami dan menyadari kisah tersebut untuk terus tetap semangat dengan kondisi
apa pun yang kita miliki agar tidak jatuh ke dalam lubang kesengsaraan.
Lihatlah sekeliling kalian, ada orang yang sukses baik dengan kondisi normal
maupun disabilitas. Hargailah dirimu sendiri wahai saudaraku.
Pesan universal : "Tidak ada manusia yang sempurna" jadi hargailah
hidupmu,berjuanglah sebagaimana manusia ditakdirkan,dan jangan menyerah dengan
apapun,karena Tuhan akan selalu memberikan jalan kepada orang yang berjuang.
Referensi : disaring dari berbagai sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar