Cari Blog Ini

Senin, 25 April 2016

KOMUNISME LAWAN DARI PANCASILA (Manusia dan Pandangan Hidup)














komunis atau komunisme merupakan perlawanan besar pertama dalam abad ke-20 terhadap sistem ekomomi yang kapitalalis dan liberal. Komunisme adalah sebuahpaham yang menekankan kepemilikan bersama atas alat-alat priduksi (tanah, tenaga kerja,modal) yang bertujuan untuk tercapainya masyarakat yang makmur, masyarakat komunistanpa kelas dan semua orang sama.  Komunisme adalah ideologi ditandai dengan prinsipsama rata sama rasa dlam bidang ekomomi dan sekularisme yang radikal tatkala agama digantikan   dengan   ideologi   komunias   yang   berseifat   doktriner. Jadi,menurut ideology komunis,   kepentingan-kepentingan   individu   tunduk  kepada  kehendak  partai,   negara   danbangsa (kolektivisme).
Ada trauma (ketakutan besar) terhadap PKI karena anggapan akan keganasannyadalam pemberontakan tahun 1948 dan 1965. Benarkah rakyat takut? Ataukah elite sosial-politik yang takut? Atau rakyat tanpa memahaminya dibuat takut oleh elite sosial-politik? 

Jika kita mengenali komunisme dengan baik, lengkap dengan kekuatan dan kelemahannya,kita tidak perlu takut berhadapan dengan komunisme. Pemahaman kita tentang komunismeakan menjadi suatu modal penting untuk menolak komunisme. Jadi jangan takut kepadakomunisme,   sekaligus   jangan   menerima   komunisme. Modal penting lain untuk menentang komunisme adalah kemakmuran rakyat. Komunisme memang sangat menarik rakyat jelata yang miskin. Hal itu bukan saja terlihat dan terasa dari propaganda   ajarannya,   tetapi   juga   karena   tindakan-tindakan   nyata   untuk   mencukupi kebutuhan material mereka.

Ambilah contoh RRC. Rakyat Cina berjumlah lebih dari 1,1 milyar. Kita tak pernah dengar kelaparan dan ketelanjangan di Cina. Karena komunisme di sana mampu memenuhi janjimemakmurkan rayat; komunisme di Cina laku. Namun, supaya tetap laku, komunisme Cinamengalami  liberalisasi.  Secara  fisik dapat mencermati busana pemimpin RRC sekarang, bukan jas tutup lagi seperti Mao Zedong dan Chou En Lai, melainkan jas buka seperti Bill Clinton   atau   Antony   Blair. Dalam bidang ajaran, RRC juga mengadakan liberalisasi, seperti merebaknya kebebasan beragama   dan   beribadah.   Jadi   komunisme   asli   tidak   ada   lagi.

Nah, selama negara dapat memakmurkan rakyat, rakyat/kita tak perlu takut akan bahaya laten komunisme.   Sebaliknya,   kita   bahkan   harus   mampu   menjinakkan   komunisme   menjadi "makhluk" baru yang bersahabat dengan kita yang bukan peng anut komunisme. Dunia kita bukan dunianya Stalin atau Leonid Breznev, bukan juga Mao Zedong dan Chou En Lai, bukan juga zamannya Musa dan Aidit, tetapi sudah zaman detente (pendekatan). Globalisasi\Alasannya adalah komunisme tidak  sesuai dengan kepribadian dan pandangan
hidup   Bangsa   Indonesia,   dimana   Bangsa   Indonesia   sangat   mengakui   adanya   Tuhan,
masyarakat Indonesia sangat menghormati HAM, dan lain-lain. Kemudian,  Mantan Presiden Alm. Gus Dur pernah melontarkan gagasan untuk mencabut Tap XXV/MPRS/1966 tentang larangan atas penyebaran paham dan organisasikomunis di Indonesia.

Ciri-ciri   ideologi   Pancasila   sangat   bertentangan   dengan   ciri-ciri   ideology komunisme. Jadi, pancasila dan komunisme tidak mungkin dipersekutukan. Itu ibaratnya minyak dan air. Atau kucing dan anjing, yang tidak mungkin ditaruh dalam satu sangkar, karena pasti bertarung.
Namun,   andaikata   pemerintah   akan   memperbolehkan   adanya   “komunisme   di Indonesia   dengan   mencabut   Tap   XXV/MPRS/1966,   itu   hanya   sampai   taraf   hidup berdampingan di atas landasan dasar filsafat dan ideologi pancasila.

Paham komunis untuk pertama kali diperkenalkan oleh seorang Belanda bernamaSneevliet dan mendirikan  Indische Sociaal-Democratische Vereeniging  (ISDV) yang pada tahun 1920 diubah menjadi Partai Komunisme Indonesia (PKI) yang diketuai oleh Semaun dan Darsono. Untuk mendapatkan anggota dilakukan dengan cara infiltrasi (menyusup) ke dalam partai lain. Pengalaman sejarah menunjukkan, PKI pernah mengalami dan menerima Pancasila sebagai dasar filsafat dan ideologi negara, kemudian berkhianat. Pemerintah, pada tahun 1960-1965 meminta PKI agar memasukan Pancasila ke dalam anggaran dasarnya. Karena itu, keberadaannya diakui. Bung Karno percaya, PKI mau menerima Pancasila secara lahir batin. Sehingga ia  berani mengajarkan prinsip persatuan Naskom. Peristiwa G30S/PKI mengesankan PKI menipu presiden, para pembesar RI, dan rakyat yang bukan komunis tidak hanya menyangkut negara kapitalis, tetapi juga negara komunis dan negara non blok.

Globalisasi itu membawa reformasi. Komunisme di Indonesia, kalau TAP XXV jadi dicabut,
harus direformasi juga. Ia bukan saja menghormati HAM, tetapi lahir batin harus menjunjung
tinggi..Pancasila.

Semoga   uraian   ini   menambah   wawasan   perihal   komunisme   dan   bagaimana   kita   yang
berpegang pada paham negara Pancasila menyikapi komunisme.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar